Sang paman dan masa muda Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam

Six Story Sirah Nabawiyah

Dengan sepenuh tanggung jawab Abu Thalib menunaikan  wasiat sang ayah, untuk menjaga keponakannya dengan penuh sayang, bahkan sayangnya Abu  Thalib kepada Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam melebihi sayangnya kepada anak sendiri.  Beliau menghkususkan perhatian dan penghormatan beliau kepada Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

 Ketika di Mekkah sedang masa paceklik, kekeringan dan kemiskinan sedang melanda, orang orang Quraisy menemui Abu Thalib untuk mengajak Abu Thalib bersama  berdo’a meminta hujan. Pasa saat itu Abu thalib keluar menuju Ka’bah  dan  mengajak  Muhammad kecil untuk  berdo’a dengan menempelkan  punggungnya kedinding Ka’bah.  Jari jemarinya memegangi Muhammad kecil.  Dan  tiba tiba langit pun yang tadinya terang menjadi gelap kemudian hujan pun turun dengan sangat deras.

 Abu thalib mengisyaratkan Hal tersebut dengna syairnya , “Putih berseri meminta hujan  dengan wajahya, Penolong anak yatim dan pelindung wanita janda”.

Ketika Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam berusia dua belas tahun, sang paman mengajak beliau untuk berdagang ke Syam. Hingga tibalah mereka di Bushra  suatu daerah yang termasuk negeri Syam. Dan di negeri ini ada seorang Rahib yang di kenal dengan sebutan Bahira, nama aslinya adalah Jurjis.

Dan ketika rombongan Abu Thalib sampai, sang rahib menghampiri dan mengajak untuk mampir kerumahnya.  Sebagai tamu kehormatan.  Padahal sebelumnya sang rahib tidak pernah keluar.

Sambil memegang tangan  Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Rahib berkata kepada Abu Thalib

 “Orang ini adalah pemimpin semesta alam.  Anak ini akan di utus ALLAH sebagai rahmat bagi seluruh alam. 

Abu Thalib pun bertanya, dari mana sang Rahib tahu,  Rahib pun menjelaskan ketika kalian tiba di Aqabah,  bebatuan dan pohon semua tunduk bersujud.  Mereka tidak sujud melainkan kepada seorang nabi, kata Rahib. Aku bisa mengetahui dari stempel nubuwah yang berada di bawah tulang rawan bahunya, yang menyerupai buah Apel, kami juga mengetahui tanda tersebut sebab terdapat pada kitab kami, lanjut Rahib.

 Dan Rahib Bahira meminta kepada Abu Thalib agar Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam kembali, tidak melanjutkan perjalan ke Syam, karena takut akan gangguan orang orang yahudi.  Maka Abu thalib pun mengirim pulang Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama beberapa pemuda untuk kembali ke Makkah.

 Pada  Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam 15 tahun  meletuslah perang pijar antara pihak Quraisy bersama kinanah berhadapan dengan pihak Qais Ailan. Dan Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam ,  ikut bergabung dalam peperangan ini dengan membantu paman pamannya mengumpulkan anak panah. Dan akhirnya terjadi perjanjian Hilful-Fudhul yang  melibatkan beberapa kabilah Quraisy, yaitu Bani Hasyim,  Bani Al Muthtalib, Asab bin Abdul Uzza,  Juhrah bin Kilab Dan Taimi Bin Murah. Isi perjanian tersebut  bahwa tak seorang pun dari penduduk Mekkah  dan  lainnya tak akan di biarkan teraniaya, siapa yang teraniaya , maka mereka bersepakat untuk berdiri di pihak yang teraniaya.

 Pada awal masa remaja Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam   biasanya mengembala kambing di kalangan bani Sa’d  juga di Makkah dengan  imbalan uang beberapa dinar.

.

Takkala khadijah mendengar kejujuran kredibilitas dan kemulian akhlak beliau.  Maka Khadijah pun mengirimkan  utusan untuk menawarkan kepada beliau agar berangkat ke syam  untuk menjalankan barang dagang Khadijah seorang wanita pedagang, terpandang dan kaya raya, ketika itu usia Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam dua puluh lima tahun, beliau pergi berdagang ke Syam menjalankan barang dagangan milik Khadijah,di sertai Maisyarah pembantu Khadijah.
Sumber  : Buku Sirah Nabawiyah yang di tulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury

#Tantangan10Hari

#Level10

#KuliahBunsayIIP

#GrabYourImaginatio