Jumat, 08 Mei 2020

Dari Dunia Blog, Montessori sampai pempek palembang


Setelah melewati  tantangan di tahap kepompong, dan akhirnya  saya memasuki tahap kupu kupu di kuliah bunda cekatan, ibu profesional.
Tepat hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei 2020 jam 14.00  Ibu Septi peni pendiri ibu profesional memberikan kami tantangan  apa saja yang akan kami lakukan di tahap kupu kupu ini, dan  Surprise sekali   dengan tak terduga tahap ini kami  belajar tentang mentorship, yup kami diminta untuk  menjadi mentor (guru) dan menjadi mente (murid). 

Secara tidak langsung saya merasa tantangan ini luar biasa, sebab  mengajarkan untuk memberdayakan diri dan memberdayakan  orang lain, saling berbagi ilmu satu sama lain
Kami dilatih untuk percaya diri, dengan membagikan ilmu yang dikuasai, juga  diminta untuk mencari, menggali ilmu yang akan di fokus kan. Bu Septi mengingattkan setiap kita adalah guru juga murid, semua guru semua murid. 
Di tahap mentorship ini setiap orang hanya boleh memiliki satu mentor tetapi boleh memiliki maksimal lima mente. Dan tidak boleh belajar lebih dari satu mentor kerena bu Septi menegaskan  untuk fokus  belajar di  satu ilmu saja. 

Mencari mentor
Awalnya ketika program mentorship ini  mulai di buka  di mana para mentor memberikan profil diri dan keahliannya saya pun tertarik di dunia  menulis (Blog) karena saya ingin  fokus kembali untuk menulis di blog tapi saya berfikir ulang dan kembali  menengok main map saya dan akhirnya saya memutuskan untuk  fokus pada dunia bermain  dan belajar anak, dan saya pun menemukan mentor yang ingin berbagi  metode montessori, seakan Allah menjawab kegalauan saya sebab  sudah lama  saya ingin belajar montessori untuk dipraktekan kepada anak saya, dan masyaallah tak lama saya.
 direspon oleh  sang mentor montessori  beliau memperkenalkan diri duluan, wah saya jadi terharu. Kami pun saling berkenalan.
 Sehari setelah nya  mentor  menulis pun menghubungi saya via messenger, fan kami saling berkenalan, saya pun menjawab dan meminta maaf karena saya sudah mendapatkan mentor. Dan percakapan kami diakhiri dengan baik. 

Dan hari berikutnya ¹ setelah kami saling berkenalan secara personal  via messenger di dengan aang mentor montessori  dibentuklah  grup via messenger agar setiap anggota saling kenal. Qodarullah setelah berkenalan satu sama lain, siangnya sang mentor memberitahu saya kalau saya belum terdaftar secara resmi di mentorship dan keanggotaan maksimal 5 orang  sedangkan  kami mente berjumlah 6 orang. Saya pun kaget dan belum tahu kalau jumlah dibatasi. Dan saya juga  belum tahu kalau ada pendaftaran resmi  mentorship,  saya kira kalau sudah mendapat mentor  tanpa menggunakan platform mentorship   yang penting sudah saling terhubung tidak masalah ternyata tidak bisa.  Saat itu juga meski sedih saya pun  mencoba berlapang dada, sebab kelalaian ada di saya, dan  belum rezeki saya untuk belajar montessori dengan sang mentor.  Alhamdulillah rupanya Allah  amat baik,  sang mentor menawarkan saya untuk ikut belajar  di online via  whatsaap  sebab beliau juga sedang mengadakan kelas online  untuk belajar montessori  dan diluar kelas bunda cekatan,  sungguh saya sangat berterimaksih kepada sang mentor Bunda Rayi, semoga Allah membalas kebaikan Bunda ya. Aamiin...

Dan setelah mencari dan mencari  Mentor di platform banyak yang membuat saya tertarik  pada akhirnya  saya  memilih belajar membuat pempek  dari wong palembang, yaitu Bunda ina, ibu yang  luar biasa ini selain memiliki kesibukan mengurus 3 anaknya yang masih kecil juga  memiliki segudang aktivitas  yaitu Pengurus SC palembang, Mompreneur  dan aktif di ranah publik sebagai ASN. Pecinta duren lover ini sudah cukup lama berkecimpung di  kuliner  khas palembang ini, profilnya yang pantang menyerah dalam mengembangkan kuliner ini membuat  saya semakin semangat untuk belajar kepada beliau.
Belajar pempek memang hal ini di luar main map saya, tapi   karena saya dan suami sangat menyukai makanan  ini dan sudah sejak lama  saya sangat ingin belajar membuat  mpek mpek dari wong palembang. Masyaallah saya semakin bahagia berada di keluarga besar Ibu Profesional ini.




 

Rabu, 22 April 2020

Memulai MPASI dengan Asyik

Memulai MPASI asik


MPASI
Memasuki 6 bulan usia Baby Zea merupakan hal yang membahagiakan bagi saya,  yang berarti  Zea sudah bisa diberikan makanan tambahan selain ASI. Menu MPASI Homemade merupakan pilihan saya di  awal MPASI Baby Zea. MPASI yang  merupakan makanan pendamping  ASI, yang bisa diartikan   makanan kedua  bagi bayi setelah ASI yang dikenalkan dan diberikan pada  saat bayi usianya sudah memasuki usia enam bulan.

Persiapan MPASI homemade merupkan babak  baru bagi saya pribadi. Sebuah pengalaman pertama.  Maklum Zea adalah anak pertama. Persiapan tempur seperti alat masak, alat untuk makan, bahan makanan  berupa bahan pakan lokal , juga saya siapkan dari beberapa hari sebelum Baby Zea memasuki usia enam bulan.

Awal MPASI
Nah, di hari pertama  hingga hari ketiga, saya tidak langsung memberikan Baby Zea  dengan menu empat bintang.  Tetapi saya mulai dengan menu tunggal terlebih dahulu. Alhamdulilah respon Baby Zea suka, hari keempat dan seterusnya saya memberikan Zea menu empat bintang   dan Alhamdulillah respon Babay Zea kembali positif. Tidak ada penolakan dari Baby Zea. Rasanya bahagia sekali jika respon Baby Z begitu positif dan terlihat lahap saat makan menu MPASI.

Oh ya,  untuk pemberian MPASI Baby Zea dengan menu empat bintang saya menambahkan lemak tambahan  pada menu makanannya seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.

Menu MPASI
Nah,  bicara menu tunggal  dan menu empat bintang, mungkin sebagian bunda  masih bingung ya.
Menu tunggal   merupakan  menu yang hanya terdiri dari satu bahan pangan, bisa berupa karbohidrat saja seperti nasi atau jagung. Protein saja seperti ikan kukus atau tempe kukus. Sayur saja seperti worte; dan baby corn. Atau buah saja seperti buah naga, alpukat, pisang.

Sedangkan menu  empat bintang yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, nabati, sayur, dan lemak tambahan (minyak goreng, minyak sayur, santan, eloo, evoo, ub, mentega, margarin,  dapat ditambahkan pada saat akan menyajikan MPASI.

Untuk pengenalan bahan pangan sendiri bisa diselang seling.,  Untuk Baby Zea, hari pertama saya memberikan Baby Zea bubur jagung dan pisang.  Hari kedua kentang, kukus, dan buah pisang  sebagai camilan. Hari ketiga saya mengenalkan labu kuning kukus dan diselingi dengan  buah naga untuk camilan.

Nah, pengenalan rasa alami pada awal  bahan makanan ini terasa sekali manfaatnya. Hal ini membantu saya  dalam  mengenalkan makanan yang  lainnya karena   Baby Zea  tidak  terpatok pada  satu rasa saja.

Alhamdulillah sampai usia satu tahun Baby Zea tidak pernah GTM (Gerakan Tutup Mulut) parah. Biasanya kalau bosan, Zea hanya habis setengah porsi. Dan untuk pemilihan menu, Alhamdulillah Zea  tidak pilah pilih. Menu yang saya masak dinikmati Baby Zea.

Saat masa MPASI, saya  tidak mengunakan gula dan garam pada menu masakan. Jadi saya mengandalkan bahan pangan dari sayuran. Rasa manis pada menu empat bintang saya memberikan  wortel, jagung manis, atau ubi jalar. Kalau untuk rasa yang gurih biasanya saya membuat kaldu  ayam atau ditambahkan seledri.

Oh ya, saya juga biasanya mensounding  Baby Zea agar makan  dengan lahap apapun masakan yang saya buat. Biasanya saya memasukkan kata-kata positif ini menjelang Zea tidur. Rupanya  hal ini  punya pengaruh yang cukup signifikan. Alhamdulillah....

Dari pengalaman pengalaman saya  secara pribadi. Nafsu makan Zea berkurang ketika akan tumbuh gigi. Gigi depan Zea mulai tumbuh di usia 7 bulan hingga sekarang. Jika sudah begini, biasanya saya akan menurunkan atau menaikkan  tekstur makanannya.  Dan biasanya saya perkuat di  menu camilannya.

Saya memberikan makan pada Baby Zea dengan volume makan besar  pagi  dan sore dengan dua kali camilan saat  enam bulan. Nah,  saat  usia Zea tujuh bulan  porsi makannya  saya tambah  menjadi tiga kali makan besar dan dua kali camilan.

Tantangan MPASI
Selama enam bulan menjalankan MPASI, tantangan demi tantangan harus saya hadapi. Saya harus melatih kesabaran tatkala  ada masanya  Zea menolak makan atau makanya sedikit sedangkan  saya sudah berjibaku di dapur dengan semangat 45. Rasanya sedih  luarbiasa. Belum lagi saya harus memutar otak untuk melakukan variasi menu agar Baby Zea tidak bosan.

Namun tantangan demi tantangan berhasil saya taklukkan, rupanya hasil tidak menghianati proses. Saya bersyukur dengan sekian banyak drama yang ada saat penyajian menu  MPASI. Dan kini  saat usia Baby Zea  memasuki usia satu tahun, saya  sudah bisa bernafas lega karena Zea sudah mulai makan dengan menu makanan keluarga.

Demikian cerita saya tentang MPASI. Perlu bunda bunda sekalian ingat, setiap anak memiliki karakter yang unik dan berbeda. Bisa jadi, bagi saya Zea tidak terlalu mengalami kesulitan dalam peralihan susu ke MPASI. Saat MPASI pun, secara persentase Zea sebagian besar mengikuti dengan baik. Alhamdulillah. Namun, beberapa anak, ada yang masih sedikit mengalami kesulitan dalam MPASI.

Banyak cerita, baby baby seumuran Zea yang hanya makan paling banyak tiga sendok atau hanya satu suiap. Atau, ada yang GTM hingga berhari-hari. Yang jelas, setiap anak unik dan berbeda-beda, jadi tidak dapat disamaratakan.

Baiklah bunda-bunda sekalian, semoga tulisan singkat tentang MPASI ini bermanfaat ya. Dan jangan lupa, sesama bunda untuk saling mendoakan dan menguatkan. Terima kasih....

Temukan Kebahagiaanmu

Bicara soal bahagia ada aktivitas yang membuat bahagia yang terdiri dari dua hal yakni aktivitas yang disukai dan bisa dilakukan...