Sabtu, 17 Februari 2018

Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

Hemat Bukan berarti Pelit (Tantangan Hari Kesepuluh)
Kegiatan berhemat bukanlah kegiatan yang mudah, apalagi jika kita sudah terbiasa boros. Berhemat menjadi kegiatan yag sangat sangat menyiksa. Belum lagi kalau lihat orang lain bisa melakukan kegiatan dengan uang, meskipun hal tersebut bukan indikasi kebahagiaan.
Setelah menikah, berhemat harus dilakukan. Bukan saja mengikuti tuntunan agama untuk tidak berlebih-lebihan, namun prioritas berubah dengan sendirinya. Dan fokus kami adalah menabung.
Sebelum menikah saya sudah dapat menabung meskipun dari uang sisa hasil belanja. Jika sempat nabung Alhamdulillah, jika tidak ya tidak mengapa. Jadi setelah menikah karena berhemat, lumayan menyiksalah. Nggak sebebas dan semau sendiri.
Tapi berhemat bukan berarti pelit. Alih-alih ingin menabung lebih banyak, makan dihemat-hemat ala kadarnya. Jajan di luar ditiadakan. Nonton film ditiadakan. Membeli kebutuhan juga dipangkas sana-sini.
Dalam literasi keuangan dari buku-buku tentang mengelola keuangan yang sempat saya baca. Pemborosan terjadi karena ketidaktahuan kita tentang pentingnya mengelola keuangan. Pentingnya menyisakan uang untuk kebutuhan di suatu saat nanti. Namun menyimpan uang bukan berarti juga menimbun harta.
Balik lagi tentang berhemat, banyak yang mengidentikkan berhemat dengan pelit. Padahal hemat bukan berarti pelit.
Dalam KBBI, hemat diartikan sebagai sikap berhati-hati dalam membelanjakan uang dan sebagainya, sedangkan pelit dalam KBBI berarti kikir atau tidak mau memberi. Jadi jelas perbedaan hemat dengan pelit.
Berhemat yang berarti berhati-hati dalam membelanjakan uang jika dikaitkan dengan tulisan sebelumnya berarti membelanjakan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan bukan diinginkan. Lantas, ketika kita berazam untuk berhemat apakah tidak boleh makan di luar atau menonton dalam rangka menghibur diri? Jika itu merupakan sebuah kebutuhan mengapa tidak. Kaprahnya jadi salah ketika itu dilakukan setiap saat sedangkan keuangan masih ketar-ketir.
Jadi, tetaplah berhemat. Saya melakukan itu kini. Bijak dalam menggunakan uang demi uang. Tidak boros dan memperhatikan (benar-benar memperhatikan) pikiran saat belanja dan berujar, “Barang ini saya butuhkan atau hanya karena ingin memnuhi hasrat belanja saya?”. Dan, kegiatan berhemat perlahan-lahan tak lagi menyiksa saya.:) 
Dan saya tetap harus banyak belajar tentang pengelolaan keuangan yang baik. Terimaksih suami saya yang telah sabar membimbing saya terkait masalah literasi keuangan ini.
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8 
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari

#CerdasFinansial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Temukan Kebahagiaanmu

Bicara soal bahagia ada aktivitas yang membuat bahagia yang terdiri dari dua hal yakni aktivitas yang disukai dan bisa dilakukan...